Alamat Kantor:

Zavira Regeny Blok A7
Batas Kota Pekanbaru - Kampar, Riau — Indonesia

Keyword Difficulty dan 4 Cara mengukur Level Persaingan Kata Kunci di Google

Cara mengetahui Keyword Difficulty untuk mengukur level persaingan kata kunci tertentu di Pencarian Google organik, simak caranya disini

Keyword Difficulty
Sumber: Pexels

Banyak praktisi SEO yang gagal mencapai tujuannya karena tidak terlalu aware dengan masalah keyword difficulty ini.

Kadang mereka terlalu memaksakan diri mengoptimasi keyword tertentu, hanya karena memiliki volume pencarian yang besar.

Padahal, level persaingan keywordnya sangat berat.

Dibutuhkan banyak sumber daya. Baik dari sisi waktu, tenaga, pengetahuan dan juga biaya yang akan kita keluarkan.

Akhirnya, sumber daya habis tapi hasil tidak ada.

Tidak hanya pemula, bahkan banyak SEO Specialist yang menganggap bagian ini sesuatu yang tidak terlalu penting untuk kita pertimbangkan.

Padahal ada kriteria keyword yang bagus untuk SEO.

Nah, agar teman teman praktisi SEO tidak terjebak pada masalah yang sama. Ada baiknya membaca postingan kami terkait dengan keyword difficulty ini.

Mengenal Keyword Difficulty

Kata kunci merupakan “jembatan” antara pencari informasi dengan website kita. Sulit bagi pengguna untuk menemukan website kita tanpa kata kunci.

Hanya saja, dari sudut pandang praktisi SEO, tidak semua kata kunci layak di optimasi. Ada kriteria kata kunci layak untuk kita optimasi.

Salah satu kriterianya adalah Keyword Difficulty.

Nah mungkin ada yang bertanya, apa itu keyword difficulty. Dan bagaimana cara kita mengetahuinya secara tepat.

Baik mari kita bahas sama-sama.

Keyword Difficulty adalah level persaingan kata kunci pada pencarian Google organik.

Setiap tool SEO memiliki metrik yang berbeda dalam mengukur keyword difficulty ini. Ada yang menggunakan backlink saja, ada pula yang kombinasi dengan konten.

Ahrefs sendiri menggunakan backlink dengan skala 0 – 100.

Dimana 0 adalah tingkat persaingan yang paling mudah dan 100 untuk keyword difficulty paling sulit untuk di menangkan.

Angka-angka yang diberikan tersebut semuanya bersifat estimasi. Jadi tidak ada angka pasti, anda baru tahu setelah membuktikannya.

Tapi setidaknya, kita mendapatkan gambarannya dari awal.

Cara mengetahui Level Persaingan Kata Kunci pada Google Organik

Pada dasarnya setiap kata kunci memiliki level persaingan yang berbeda. Beberapa kata kunci masuk kategori mudah, namun yang lain masuk kategori sulit. Banyak Agency SEO Indonesia yang menjadikan Keyword Difficulty untuk menentukan Harga SEO.

Hanya saja, mudah dan sulit ini juga relatif.

Sulit bagi anda belum tentu sulit bagi kompetitor yang memiliki sumber daya yang mumpuni. Begitu juga sebaliknya.

Jadi, mengukur sulit dan mudah disini harus kita dasarkan pada level kemampuan kita dalam memenangkan kompetisi kata kunci tersebut.

Adapun metrik-metrik yang kita dapatkan dari tool SEO hanya bisa kita gunakan sebagai gambaran umum terhadap kata kunci.

Menurut Ahrefs, setidaknya ada 4 yang harus kita analisa untuk mengetahui level persaingan sebuah kata kunci.

4 hal tersebut adalah konten website, backlink, otoritas domain serta search intent.

Dengan mengetahui 4 hal ini kita bisa tahu apakah sebuah kata kunci layak untuk kita optimasi atau tidak.

Agar lebih jelas, mari kita bahas satu persatu.

1. Konten Website

Kita tahu betul bahwa Google tidak akan memberikan peringkat pada halaman website yang tidak relevan dengan kueri.

Hanya halaman yang relevan saja yang berpeluang masuk halaman 1 Google dengan aman sentosa tanpa halangan sesuatu apapun : )

konten website

Relevan yang kami maksud tidak melulu soal penggunaan kata kunci.

Penggunaan kata kunci pada beberapa tempat memang sangat kami sarankan, sebagai salah satu praktik terbaik SEO Onpage. Tapi, maksud relevannya tidak selalu seperti itu.

Selain relevan, pastikan konten website kita lebih lengkap dan mendalam. Kaya akan informasi yang memang dibutuhkan oleh pencari informasi.

Dan hindari membuat format yang relatif sama dengan kompetitor.

Logikanya sederhana, jika konten anda relatif sama dengan konten kompetitor yang sudah masuk halaman pertama, lalu untuk apa Google meranking website kita.

Jadi, usahakan formatnya berbeda. Informasi lebih lengkap dan mendalam. Namun intentnya tetap sama dengan kueri.

2. Search Intent

Pada bagian lain kami sudah menulis panjang lebar seputar search intent.

Jika anda belum tahu apa itu search intent dan bagaimana cara kerjanya, sebaiknya anda kunjungi dan baca halaman tersebut terlebih dahulu.

Namun jika anda sudah tahu, mari kita lanjutkan bahasannya.

Banyak panduan SEO dan pendapat yang kita baca dan dengar seputar konten berkualitas. Beberapa yang kita temukan adalah soal panjang konten, jumlah kata.

Konten dengan 1000 kata jauh lebih baik daripada 400-600 kata.

Untuk beberapa kasus pernyataan ini memang benar adanya. Dengan asumsi konten 1000 kata memberikan informasi yang lebih banyak dan mendalam.

Sementara konten dengan 400-600 kata hanya kulitnya saja.

Sehingga konten dengan jumlah kata yang lebih banyak akan mendapatkan ranking lebih tinggi apabila kita bandingkan dengan konten 400-600 kata saja.

Namun hasil tersebut akan berbeda jika search intentnya berbeda.

Jika kata kunci yang anda targetkan memerlukan jawaban instan, maka anda tidak perlu membuatnya menjadi 1000 kata atau bahkan 2000 kata.

Hal tersebut sama sekali tidak ada gunanya.

Misalnya keyword : “simulasi kredit mobil honda”.

Maka kita tidak perlu menjabarkan panjang lebar apa itu simulasi kredit, apa kelebihan kredit mobil, kenapa harus kredit mobil Honda dan lainnya.

Jika anda melakukan itu, maka akan sia-sia.

Intent dari keyword tersebut hanyalah informasi seputar kredit mobil. Anda cukup menyiapkan rumus simulasi kredit yang bisa mereka input nilainya sendiri.

Atau mungkin cukup membuat tabel simulasi kredit.

3. Link dari Website lain

Jika konten berkualitas dan search intent terdengar sangat abstrak, nah sekarang kita akan bahas sesuatu yang lebih real, yaitu backlink.

Backlink jauh lebih mudah untuk kita ukur dan lihat.

Bahkan saat ini, ada banyak sekali alat yang bisa kita gunakan untuk mengecek backlink kompetitor, salah satunya adalah Ahrefs.

Dan yang perlu kita ketahui juga adalah bahwa backlink masih menjadi faktor ranking website yang berpengaruh pada hasil pencarian.

Pada suatu kesempatan kami menyebutnya sebagai “suara dalam pemilihan umum“.

Hanya saja, layaknya pemilihan umum. Ada suara yang sah dan ada pula yang tidak sah yang tidak mempengaruhi hasil perhitungan.

Jadi, kalaupun anda mendapatkan banyak suara tapi banyak yang tidak sah, maka anda tetap saja kalah dalam pemilu. Ini aturan umumnya

Jadi, fokuslah mendapatkan suara yang sah.

Dalam strategi link building juga begitu. Google hanya akan menghitung backlink yang mreka anggap berkualitas. Dan akan mengabaikan backlink yang buruk.

Ada banyak sekali kriteria sebuah backlink bisa kita katakan berkualitas, mulai dari reffering domain, outbound link, relevansi dan link placement.

Kami sudah membahasnya pada bagian lain, silahkan anda baca postingan blog kami tentang kriteria backlink berkualitas tinggi dan cara mendapatkannya.

Akan tetapi, hal ini secara teknis sangat menyulitkan.

Sulit bagi kita untuk menganalisa satu persatu setiap elemen-elemen yang menentukan kualitas backlink.

Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan tool saja.

Dari banyak tool backlink checker yang bisa kita gunakan, kami lebih menyukai menggunakan Ahrefs. Lebih user friendly dan informatif menurut kami.

Maka setiap kita menganalisa sebuah keyword, Ahrefs akan menampilkan keyword difficulty dari keyword tersebut.

Skala Keyword Difficulty Ahrefs

Skala yang mereka gunakan 0 – 100, dengan 0 terendah dan 100 tertinggi.

Secara sederhana, kita bisa melihat tingkat kesulitan sebuah keyword berdasarkan backlink yang dimiliki oleh 10 website yang tampil pada pencarian Google.

KD 0 = 0 Ref. Domain
KD 10 = ~10 Ref. Domain
KD 20 = ~20 Ref. Domain
KD 30 = ~35 Ref. Domain
KD 40 = ~55 Ref. Domain
KD 50 = ~80 Ref. Domain
KD 60 = ~130 Ref. Domain
KD 70 = ~200 Ref. Domain
KD 80 = ~350 Ref. Domain
KD 90 = ~800 Ref. Domain

Memang faktanya, kata kunci dengan KD 0 tidak selalu mudah.

Cukup sering kami membaca keluhan praktisi SEO baik melalui forum SEO maupun pada sosial media bahwa KD 0 tetap saja sulit ranking.

Selain terpengaruh oleh skill personal yang mengoptimasi keyword, sulit dan mudahnya sebuah keyword juga kategori keyword tersebut.

Apakah dia termasuk head keyword atau long-tail keyword.

Jika keyword yang anda optimasi KD 0 dan termasuk pada katerogri head keyword, maka anda bisa merankingnya dengan sangat mudah.

Akan tetapi, jika ia termasuk long-tail keyword kategori “broad keyword”. Maka anda membutuhkan sumber daya yang lebih besar untuk bisa ranking.

Kami membahas topik ini pada postingan lain terkait pembahasa long-tail keyword dan cara optimasinya.

4. Otoritas Domain

Metrik Domain Authority Moz

Kembali kita membahas sesuatu yang abstrak.

Kami menyakini bahwa otoritas domain sangat berpengaruh pada ranking website pada pencarian Google. Minimal untuk saat ini.

Otoritas domain menurut kami adalah otoritas dari sisi backlink, konten dan juga trafik. Jika ini anda miliki, ranking lebih mudah di dapatkan.

Misalnya pnya lebih banyak backlink berkualitas, lebih banyak konten berkualitas dan lebih backlink trafik organik dari Google.

Hanya saja, Google tidak pernah secara gamblang membahas ini. Sehingga apa yang kita yakini diatas terkadang seperti asumsi saja.

Sedangkan Ahrefs menilai otoritas domain dari sisi backlink saja. Dimana angkanya akan diwakili oleh Domain Rating (DR).

Cara memilah dan memilih kata kunci berdasarkan level persaingan

Untuk bisa memenangkan kompetisi di pencarian Google tentu kita harus memiliki strategi keyword yang tepat.

Karena tidak semua keyword bisa kita menangkan.

Kita harus bisa mengukur kemampuan kita dalam berkompetisi di Google pencarian. Jangan terlalu terobsesi dengan volume pencarian.

Jadi, hal yang paling penting untuk diperhatikan saat menentukan keyword yang akan kita optimasi adalah “kemampuan kita”.

Kemampuan ini bisa dari sisi skill SEO, pengalaman, tenaga, waktu dan bahkan uang yang bisa kita gunakan untuk mendukung proses SEO.

Jika kemampuan SEO masih rata-rata, apalagi waktu juga terbatas dan bahkan budget juga masih kecil, maka targetlah keyword yang tidak terlalu berat.

Saran kami target keyword dengan kompetisi menengah – mudah.

Tapi, jika skill SEO sudah lumayan bagus, konten website juga sudah banyak (diatas 100 postingan), umur website juga sudah lama, barulah mulai targetkan kata kunci dengan level persaingan yang lebih tinggi.

Dengan cara ini, kita bisa menguasai kata kunci 2 kata sekalipun.

Kesimpulan akhir

Sebagai praktisi SEO tentu kita harus tahu mana kata kunci yang layak di optimasi dan manapula yang harus kita hindari.

Jangan terlalu terobsesi dengan volume pencarian.

Jika volume pencariannya mengiurkan, tapi level persaingannya sangat berat. Maka saran kami tinggalkan dulu keyword tersebut.

Bukan sekarang waktunya bagi anda untuk mengoptimasi.

Namun, ketika otoritas website sudah bagus. Jumlah konten website yang relate dengan keyword tersebut juga banyak, barulah berfikir untuk optimasinya.

Jadi, semuanya dikembalikan pada kondisi anda hari ini.

Jika anda punya pengalaman yang mumpuni, tenaga SEO yang bisa diandalkan serta memiliki sumber daya yang besar, maka lanjutkan.

Jika tidak, mulailah dari kata kunci yang mudah terlebih dahulu.


Referensi :

https://ahrefs.com/

https://www.youtube.com/watch?v=Ix9z6yeBi_Q

Hidayat Salim
Hidayat Salim

Belajar Digital Marketing dari 2007 dan mulai menawarkan layanan Digital Marketing berbasis Search Engine tahun 2012.

Articles: 60